Menembus Belantara Menuju Coban Rais

08:29 Ilham Firdaus 0 Comments

coban rais batu

Coban Rais memiliki ketinggian air terjun sekitar 20 m dan merupakan salah satu obyek wisata air terjun di kota Batu. Coban ini berada di ketinggian sekitar 1025 mdpl di lereng Gunung Panderman.  Dulunya coban ini bernama Coban Sabrangan yang berarti jika hendak ke coban ini harus menyebrang 14 sungai.
***
Berawal dari kejenuhan saat minggu tenang sebelum masuk minggu UAS. Saya bersama seorang teman, Cahyadi, berencana untuk Jelajah Coban disekitaran Malang. Ada 4 coban yang akan kami kunjungi dalam 2 hari.

Pada hari pertama kami jadikan Coban Rais sebagai destinasi pertama. Kami pergi menggunakan motor. Acuan yang saya tahu untuk kesana adalah BNS (Batu Night Spectacular), lalu lanjut dengan mengikuti petunjuk hingga menemukan tower pemancar saluran televisi.

Saya memacu motor dari Malang ke BNS. Setelah sampai disana, kami bertanya pada bapak-bapak yang sedang menyapu di tepi jalan. Berkat arahan darinya, kami blusukan masuk ke jalan gang dan berhasil menemukan papan petunjuk arah ke Coban Rais. Lalu kami ikuti terus sampai menemukan tower saluran tv. Dan loket masuk Coban Rais nggak jauh dari situ.

Kemudian kami mengurus tiket masuk seharga 10rb/orang. Suasana di situ nggak ramai, cuma ada beberapa motor wisatawan. Dari tempat parkir ke Coban Rais harus trekking dahulu melewati belantara sekitar 1 jam perjalanan. Tapi dijamin, 1 jam itu nggak bakal kerasa karena sepanjang perjalanan akan disuguhi pemandangan yang indah.

Perjalanan diawali dengan trek yang landai dan vegetasi yang cukup terbuka. Baru beberapa menit berjalan, saya melihat sebuah bukit yang sepertinya menarik. Karena penasaran, kami naik ke bukit itu dulu meskipun arahnya berbeda dengan arah ke air terjun. Keputusan kami nggak salah. Dari atas bukit itu, saya bisa melihat panorama dari ketinggian. Kami berhenti sebentar untk mengabadikan momen.

coban rais batu
Dari atas bukit, eh ada yang lebih tinggi

Setelah dari bukit, kami melanjutkan perjalanan lagi. Medannya lama-kelamaan semakin menanjak, udah kayak naik gunung. Mirip-miriplah sama treknya kalau mau ke Gunung Panderman. Toh, ini juga masih kawasan lerengnya Panderman. Semakin lama kami juga semakin masuk ke dalam hutan. Ditandai dengan pepohonan yang semakin lebat.

coban rais batu
Lebatnya vegetasi hutan

Di tengah perjalanan, kami sempat menemukan hal-hal yang unik. Seperti melewati bebatuan layaknya sungai yang kering. Beberapa kali menyebrangi aliran air sungai. Hingga bertemu sekawanan kupu-kupu yang sedang hinggap di pepohonan dan permukaan tanah. Lalu ketika kami lewat, kupu-kupu yang jumlahnya banyak banget itu berterbangan mengelilingi kami. Keren!

coban rais batu
Melewati aliran sungai kecil

coban rais batu
Aslinya banyak kupu-kupu tapi nggak kefoto

Kami juga sempat menemukan beberapa air mancur. Jangan dibayangkan air mancur beneran. Yang saya maksud ini adalah air yang keluar dari pipa-pipa yang bocor, sehingga airnya memancur keluar. Lalu ketika di sekitar air mancur bohongan itu, saya melihat ada air mancur lagi yang lebih besar di kejauhan. Tapi setelah diperhatikan, air mancur itu arahnya nggak ke atas tapi ke bawah. Ukurannya terlalu besar dan tinggi untuk ukuran air yang keluar dari pipa yang bocor. Ketika saya masih bengong memikirkan hal itu, Cahyadi berkata “Eta mah Coban Rais, lain air mancur”. Saya seperti mendapat pencerahan, dan otak saya setuju dengan argumennya Cahyadi. Ya, itu memang air terjun. Kami udah sampai di Coban Rais!

coban rais batu
Air mancur kw

Nggak kerasa perjalanan hampir 1 jam dan kami nggak menyadari hal itu saking menikmatinya. Saat sampai disana, cuma ada sepasang orang pacaran. Sepertinya anak SMA yang lagi asyik selfie sana selfie situ. Sambil menunggu mereka pergi, kami mengambil gambar dari jarak agak jauh.

coban rais batu
Coban Rais

Setelah anak SMA itu pergi, baru kami mendekat ke air terjun. Hawanya seketika jadi dingin. Mungkin akibat ketinggiannya yang tembus 1000 mdpl, lalu lokasinya yang di tengah hutan yang tertutup pepohonan lebat. Sehingga lokasinya nggak kena hangatnya sinar matahari. Apalagi ketika menyentuh airnya, beuh.. udah kayak air es, air kulkas. Lebih dingin malah. Tapi tetep seger tentunya.

coban rais batu
Aslinya mah ini kedinginan

Nggak lama kami disitu, karena lama-kelamaan saya malah kedinginan. Lalu kami meninggalkan Coban Rais, tapi nggak langsung pulang. Di perjalanan turun, kami melihat ada petunjuk ke arah Coban Beji. Kami baru tahu kalau di kawasan Coban Rais ada Coban lain. Karena penasaran, kami putuskan untuk menuju kesana.

Medan menuju Coban Beji ini bisa dibilang mencurigakan. Kenapa? Karena jalannya nanjak terus kayak naik gunung. Dan nggak ada tanda-tanda air terjun kayak aliran sungai seperti yang kami temukan saat ke Coban Rais. Yang ada jalannya tambah menanjak dan hutannya semakin belantara. Tapi pada akhirnya terdengar suara aliran air yang deras seperti air terjun. Jalan pun mulai menurun.

Dan taraaa.. kami berhasil sampai di Coban Beji. Air terjunnya pendek tapi deras banget. Lokasinya emang tersembunyi gitu di balik pepohonan lebat. Sekelilingnya pohon semua dan tempatnya itu nggak luas.

coban rais batu
Coban Beji

Sebentar aja kami di Coban Beji, cuma foto-foto sebentar dan merasakan kesegaran airnya. Setelah itu kami meninggalkan Coban Beji. Lumayan, datang ke satu destinasi dapat bonus satu lainnya. Jadilah dua air terjun sekaligus.


0 comments: