Panderman dan Kelakuan Para Penghuninya

07:59 Ilham Firdaus 0 Comments

gunung panderman

Gunung Panderman di Batu, Malang, emang nggak sepopuler gunung-gunung lainnya yang ada di Malang. Contohnya kek Arjuna, Semeru, Bromo atau Welirang. Tapi bagi yang berdomisili di Malang, gunung ini jadi favorit. Tiap hari libur atau weekend, Panderman pasti rame sampai tumpah-tumpah. Alasannya karena gunung ini dekat dari kota, selain itu waktu tempuhnya yang relatif cepat, sekitar 2-3 jam perjalanan.

Saya sendiri terhitung udah 6x mendaki ke Panderman sejak 2014 sampai sekarang. Kali ini saya mau ceritain pendakian terakhir kali kesana, yaitu tanggal 8-9 Maret 2016 lalu. Saya mendaki sama seorang teman yang udah sering banget kami nanjak bareng, panggil aja dia Idang.

Pendakian kala itu kami lakukan di malam hari. Udah 5x kesana membuat saya yakin kalau saya hapal jalan di Panderman, meskipun kami naek malem. Selain itu, sebelum-sebelumnya saya juga mendaki malem juga. Waktu itu kami mendaki di hari selasa, dan besoknya hari Rabu itu hari libur tanggal merah, yang bertepatan juga sama gerhana matahari. Makanya saat kami tiba di parkiran udah banyak motor yang datang duluan sebelum kami. Tapi saya udah nggak heran, Panderman di hari libur emang selalu rame.

Kami mulai berjalan sekitar jam 9 malam. Mulai dari parkiran kami jalan dengan kecepatan penuh, sambil sesekali break ngambil nafas. Dari parkiran sampai sebelum pos Latar Ombo, kami nggak ketemu satu pendaki pun. Lantas saya jadi mikir ini pendaki-pendaki pasti udah pada gelar tenda di puncak. Btw, di puncak Panderman emang luas jadi bisa diriin tenda. Kalau bener gitu, kami watir takut nggak kebagian lapak buat diriin tenda. Tapi begitu tiba di Latar Ombo, ternyata justru disitu para pendaki ngecamp. Di Latar Ombo, kami istirahat sebentar.

15 menit kemudian, kami lanjut lagi. Kami nggak bisa ngebut kayak sebelumnya, karena di depan kami ada rombongan pendaki sekitar 15 orang. Karena susah mau nyalip, akhirnya terpaksa kami membuntuti mereka di belakang sambil nyari-nyari kesempatan buat nyalip. Baru ketika di sebuah dataran yang cukup terbuka, kami bisa melanjutkan perjalanan tanpa membuntuti mereka. 15 menit dari situ kami sampai di puncak, sekitar jam 11.30 malam.

Benar seperti yang saya duga sebelumnya, di puncak kondisinya udah rame banget. Tenda udah berdiri di berbagai sudut. Setelah mencari-cari, kami dapat lapak juga meskipun tempatnya rada miring gitu. Abis itu, kami sempat ngopi-ngopi bentar sambil nyemil. Lalu karena udah lelah banget, saya tidur di balik hangatnya sleeping bag pinjaman.

Esoknya saat menjelang matahari terbit alias sunrise, saya lagi enak-enak tidur kebangun gara-gara suasana di luar tenda udah rame banget kayak pasar. Para pendaki lagi berburu sunrise. Awalnya saya mau tidur aja, karena udah sering lihat, tapi dipikir-pikir sayang juga kalau di lewatin. Pada akhirnya saya bikin timelapse dari matahari terbit. Sedangkan si Idang masih ngorok dalam tenda.



Setelah momen sunrise habis, kami leyeh-leyeh hammockan dulu menikmati pagi di Panderman. Sekalian nunggu gerhana matahari muncul. Lagi nyantai di hammock, saya kaget karena tiba-tiba ada kera mendekat ke arah saya, seketika saya loncat dari hammock. Ini nih, penghuni Panderman mulai bermunculan, kera. Udah harus siaga kalau mereka muncul. Kera atau dalam basa jawa disebut bedes di Panderman ini emang beringas. Mereka agresif, mereka hobi nyuri makanan dari para pendaki. Dari yang kecil sampai yang gede sama aja, sama-sama suka maling logistik pendaki. Jadi emang harus dijaga baik-baik. Masukin tenda biar aman.

hammockan di gunung panderman
Gelantungan dulu

Awalnya saya pikir kelakuan bedes-bedes ini sama aja, tapi saat saya perhatiin lagi ternyata beda. Saya bisa klasifikasikan sebagai berikut:
1. Bedes Dewasa: badannya gede, mereka cenderung kalem, nggak nyerang pendaki kecuali kalau mereka ngerasa diganggu. Cara mereka nyuri terkadang mengendap-endap alias diam-diam, meskipun ada juga yang membabi buta. Waktu itu saya lihat sih, ada bedes dewasa yang menyelinap ke samping tenda dan berhasil ngambil makanan tanpa ketahuan pemilik tendanya. Ada juga yang ngintip ke tenda dari atas pohon tanpa ketahuan, dan ekspresi mukanya itu kepo banget.

kera gunung panderman
Ngintip tenda orang

kera gunung panderman
Bergerilya nyari makanan

2. Bedes Remaja: badannya sedeng + kurus, yang ini masih labil kayaknya. Mereka suka teriak-teriak nggak jelas kalau di plototin. Mereka jarang mendekat ke arah pendaki. Maka dari itu mereka kalau nyari makanan lebih ke tempat yang nggak ada pendaki disekitarnya, atau mereka cari di sisa-sisa makanan pendaki.

kera gunung panderman
Teriak-teriak nggak jelas booo

3. Bedes Ibu Menyusui: badannya gede dan sambil bawa anaknya yang masih bayi. Kalau yang satu ini jarang kelihatan turun nyari makanan. Seringnya di atas pohon aja saat saya lihat.

4. Bedes Anak-anak: yang ini masih bocah, badannya juga kecil. Nggak bakal berani mendekat ke pendaki. Sama kayak yang remaja, suka teriak-teriak nggak jelas gitu. Mereka palingan nyari makanan-makanan sisa. Selain itu kemarin saya lihat, mereka pada berantem sama temennya sendiri.

Itu cuma berdasarkan pengamatan saya aja seputar kera-kera yang ada di puncak Panderman. Waktu pertama kali saya kesana, saya pernah lihat kera berbulu putih kayak hanoman gitu. Dan kelihatannya dia itu Bosnya, soalnya waktu beberapa kera lagi makan nasi yang sengaja saya sebar, tiba-tiba mereka menyingkir semua begitu si kera berbulu putih mendekat. Tapi 5 pendakian selanjutnya saya nggak pernah lihat lagi tuh monyet putih.

bos kera gunung panderman
Kera Putih

Setelah mengamati kera-kera itu, gerhana matahari terlihat di langit meskipun tertutupi kabut tipis. Bentuknya kayak bulan sabit.

gerhana matahari
Gerhana Matahari

Setelah puas menikmati pagi di Panderman, jam 10 kami turun meninggalkan puncak. Baru beberapa langkah, saya melihat seekor kera lagi nungging, nggak tau deh ngapain. Sampai tiba-tiba ada seekor kera lainnya mendekat dan...... bisa di lihat sendiri di bawah dan simpulkan sendiri.

kera gunung panderman
Ngapain coba?

Dokumentasi lain:

ngemie gunung panderman
Makanan favorit anak kos

puncak basundara gunung panderman
Puncak Basundara

puncak basundara gunung panderman
Idang foto bareng bedes

arjuna dari panderman
Arjuna dikejauhan


sunrise dan mahameru
Sunrise dan Mahameru

parkiran panderman
Parkirannya Ruame

kota batu
Mampir alun-alun Batu

0 comments: