Pendakian Gunung Cikuray: Tektok via Pemancar

10:05 Ilham Firdaus 0 Comments


Setelah sekian lama menghilang dari peredaran dan kehilangan hasrat untuk menulis, pada akhirnya rindu juga untuk menuliskan cerita dari perjalanan yang saya lakukan. Untuk itulah saya kembali ke blog yang sudah terbengkalai ini. Semoga masih ada yang baca.

* * *

tektok gunung cikuray

Pada kesempatan ini saya akan menceritakan pendakian ‘tektok’ ke Gunung Cikuray. Pendakian ini saya lakukan bersama tiga orang kawan. Yang pertama adalah Samid, kemudian ada Halla dan terakhir yaitu Indah. Ini merupakan pendakian pertama saya dengan Samid dan Indah. Sedangkan dengan Halla pernah mendaki ke Gunung Salak 6 Mossa pada sebuah open trip.

Pendakian ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, supaya kami bisa mempersiapkan fisik terlebih dulu. Maklum, sejak dilanda pandemi, saya jarang sekali berolahraga, aktivitas pun sangat monoton. Kalau di jawa istilahnya, "mangan turu ngising, mangan turu ngising", repeat.

Singkat cerita, pada Jum’at malam kami telah berkumpul di Basecamp Bawah Cikuray via Pemancar, lebih tepatnya di rumah Kang Bebe. Kami menginap semalam di sana, berbagi ruang bersama rombongan pendaki lainnya. Di rumah Kang Bebe juga kami mengurus tiket masuk kawasan dan angkutan ke Basecamp Atas. Setelah semuanya beres, kami pergi tidur.

tektok gunung cikuray

Esoknya pagi sekali, bahkan sebelum subuh, kami berangkat menuju Basecamp Atas bersama satu rombongan pendaki lain dengan menaiki mobil losbak. Mobil melaju perlahan di jalan makadam. Jalanan berbatu ini membuat kami harus tetap fokus agar tidak terbanting ke kanan ke kiri maupun ke depan atau ke belakang. Guncangannya dapat membuat kami terpental dari posisi duduk dan bikin pantat sakit ketika kembali mendarat di bodi mobil.

Tepat saat adzan subuh berkumandang, kami tiba di Basecamp Atas, letak berdirinya pemancar stasiun televisi berada. Itulah alasan kenapa jalur ini disebut sebagai Jalur Pemancar. Sebelum mulai mendaki, kami sempatkan untuk solat, buang air dan mengepak kembali barang bawaan.

Diawali dengan do'a, pukul 5.30 perjalanan kami dimulai. Tanpa basa-basi, kami langsung dihajar oleh tanjakan yang cukup terjal. Sungguh permulaan yang sangat menantang. Disekeliling kami terhampar perkebunan teh sejauh mata memandang. Namun karena matahari belum muncul, saya tidak bisa mengabadikannya pagi itu.

tektok gunung cikuray
cahaya rembulan

Setelah berjalan sekitar 15 menit, kami tiba di Pos 1, Pos Pendataan. Di sini adalah tempat pendaki mengurus perizinan. Tetapi karena kami sudah mengurusnya di rumah Kang Bebe, sehingga kami cukup memberi tahu petugas yang berjaga di pos tersebut. Selain itu, kami juga harus mengisi data anggota pendakian seperti nama, alamat serta nomor telepon yang bisa dihubungi.

Tak sampai 5 menit, kami kembali melanjutkan pendakian. Pos 1 adalah batas vegetasi antara hutan dan perkebunan teh. Kami mulai memasuki hutan, meski vegetasinya memang belum begitu rapat. Dan seperti sebelumnya, kami masih dihajar oleh tanjakan yang terjal. Kali ini tanjakannya punya nama, Tanjakan Baeud, berbentuk menyerupai anak tangga yang tersusun rapi. Butuh kesabaran ekstra melewatinya karena tanjakan ini cukup panjang dan sangat menguras tenaga. Bikin engap.

tektok gunung cikuray
pos 1 pemancar

tektok gunung cikuray
terbit mentari

Langit yang semula gelap dan hanya disinari oleh cahaya rembulan dan cahaya sahabat (headlamp kawan-kawan), kini sudah terang karena matahari sudah terbit. Perjalanan dari Pos 1 ke Pos 2 lumayan panjang. Jaraknya paling jauh di antara pos-pos lainnya.  Hampir 1 jam waktu yang kami butuhkan untuk sampai di Pos 2. Di sini kami berhenti cukup lama. Berhubung perut belum diisi sejak awal keberangkatan, kami putuskan untuk sarapan terlebih dahulu. Karena tektok dan tidak membawa peralatan masak, hanya makanan ringan yang kami bawa. Seperti roti, biskuit, snicker dan tidak lupa dengan asupan wajib, micin!

Selepas Pos 2 vegetasi hutan mulai rapat. Pohon-pohon tinggi dan besar menutupi teriknya sinar matahari. Track yang dilalui terus menanjak, tidak ada bonus sama sekali. Sesekali kami harus memanjat dengan bantuan tangan untuk melewati sebuah tanjakan yang tinggi. Berita baiknya, jarak antar pos tidak terlalu panjang. Tidak sejauh jarak dari Pos 1 ke Pos 2. Bahkan ada yang hanya berjarak 10 menit saja.

tektok gunung cikuray
tak ada ampun

tektok gunung cikuray
take a break tiap pos

Tidak banyak pendaki yang kami temui di sepanjang track. Baru ketika tiba di Pos 6 / Puncak Bayangan, kami bertemu sejumlah pendaki yang berkemah. Tidak hanya pengunjung, ada juga warga lokal yang berjualan makanan dan beberapa ranger yang berjaga. Pos 6 ini memang lumayan luas, sepertinya bisa untuk mendirikan 10 tenda atau lebih. Di sini juga ada sebuah shelter yang dapat digunakan pendaki untuk istirahat dan berteduh sejenak dari matahari yang semakin siang terasa semakin membakar.

Untuk menuju puncak, masih ada 1 pos lagi yang harus dilewati. Jika ditotal, butuh sekitar 1 jam perjalanan dari Pos 6 ke Puncak. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 10.20, saat itulah kami tiba di Puncak Cikuray! Alhamdulillah! Panas memang, karena di puncak tidak ada pepohonan tinggi yang dapat meneduhi. Tapi setidaknya kami sampai sebelum tengah hari, karena akan sangat panas jika sampai puncak ketika waktu dzuhur.

Apa yang kami saksikan di puncak adalah ekspektasi kami terhadap Puncak Cikuray itu sendiri. Samudra awan! Iya, Puncak Cikuray memang terkenal dengan panorama lautan awannya yang indah. Hal ini karena puncaknya yang berbentuk kerucut dan datarannya yang tidak begitu luas membuat 360 derajat di sekitar puncak dipenuhi oleh awan. Tapi itu jika cuaca sedang cerah dan berawan. Akan lain ceritanya jika sedang hujan. Beruntungnya kami mendapatkan cuaca yang bagus.

tektok gunung cikuray
samudra megaaaaa

tektok gunung cikuray
terdapat sebuah bangunan di puncak

tektok gunung cikuray
we did it!

Cukup lama kami di puncak. Melakukan segala ritual yang biasa dilakukan kebanyakan pendaki saat berada di puncak. You know lah. Yang menarik, di Puncak Cikuray ada warga lokal yang berjualan bakso, cuanki, siomay dan lain sebagainya. Karena perut sudah bosan dengan roti dan makanan instan lainnya, kami memesan cuanki (cari uang jalan kaki) yang menggoda kami sedari tadi. Hitung-hitung sekalian membantu perekonomian warga lokal juga lah ya, hehe.

tektok gunung cikuray
jajan cuanki dulu

Seberes makan cuanki kami sempat ketiduran beberapa saat karena perut yang kenyang. Pukul 13.20 kami mulai bergerak lagi untuk pulang. Jika berangkat kami membutuhkan waktu tempuh 4 jam 50 menit (termasuk istirahat), ketika turun kami memangkas hampir separuhnya, yaitu 2 jam 32 menit. Dan tiba kembali di Basecamp Atas sebelum gelap. Indomie kuah dan teh manis hangat menjadi menu penutup wajib setelah seharian mendaki. Ah, mantab!


Berikut rincian waktu tempuh perjalanan di tiap posnya:

Naik

5.30 - 5.45    : basecamp pemancar - pos 1

5.50 - 6.45    : pos 1 - pos 2

7.00 -  7.45   : pos 2 - pos 3

7.50 - 8.15    : pos 3 - pos 4

8.20 -  8.30   :  pos 4 - pos 5

8.30 -  8.48   : pos 5 - pos 6

9.15 - 10.04  : pos 6 - pos 7

10.10 - 10.20: pos 7 - puncak

Turun

13.20 - 15.52 puncak - basecamp pemancar


Perlu diingat, ini pendakian tektok. Beban yang kami bawa tidak banyak. Hanya membawa daypack tiap orangnya. Jadi waktu tempuh tersebut tidak bisa menjadi acuan bagi yang mendaki dengan bawaan berat dan harus berkemah. Sekian cerita perjalanan 'tektok' Gunung Cikuray via Pemancar. Sampai jumpa di cerita perjalanan berikutnya. Hatur Nuhun!

tektok gunung cikuray
bonus, ketemu bung fiersa.........

*) dokumentasi pribadi & team

0 comments: